Kamis, 14 Februari 2008

Din: ”Agama Harus jadi Problem Solver”


Ney York- Agama harus menjadi problem solver bagi permasalahan kemiskinan di dunia, demikian disampaikan Din Syamsuddin dalam forum konsultasi pemuka agama mengenai perlindungan dan akses hukum bagi masyarakat miskin dunia yang diadakan Commission on Legal Empowerment of the Poor, di New York, Amerika Serikat, Selasa (05/02/1008).

Din yang telah berangkat ke Amerika sejak hari Ahad kemarin, memberikan padangan tentang pemberdayaan kaum miskin perspektif Islam dan juga pengalaman Ormas Indonesia dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Dengan jumlah penduduk miskin dunia yang mencapai ratusan juta, aspek hukum juga perlu mendapat perhatian utama dalam memberdayakan orang miskin. Lebih lanjut menurut Din, yang tidak kalah pentingnya dalam upaya pengentasan kemiskinan adalah peran agama, “Agama harus berperan sebagai problem solver, karena sejatinya agama khususnya Islam, sangat anti kemiskinan,” ungkapnya. Lebih lanjut menurut Din, Agama selama ini gagal difungsikan oleh pemeluknya untuk mengatasi masalah kemiskinan, bahkan sebaliknya menciptakan kemiskinan karena etos kerja yang rendah.

Dalam permasalahan kemiskinan di Indonesia sambung Din, kemiskinan yang masih melilit sebagain rakyat selain karena factor kultural yaitu lemahnya etos kerja dan daya saing, juga disebabkan oleh faktor struktural yaitu ekonomi yang diadopsi negara terlalu berorientasi pertumbuhan, kurang pada pemerataan. Sebagai akibatnya , yang kaya seakin kaya dan yang miskin semakin miskin, ditambah dengan lemahnya perlindungan hukum menjadikan kaum miskin baik di desa maupun di kota menjadi semakin sengsara, seperti pada beberapa kasus penggusuran.(mac)

Tidak ada komentar: