Senin, 16 Juli 2007

Din Syamsuddin;

Impor Beras Sesuatu Yang Ironi Di Indonesia

Deni Al Ashari

Indramayu-- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA menilai kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras dari negara lain merupakan sesuatu yang sangat ironis. Sebab Indonesia adalah negara pertanian yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Pernyataan ini disampaikan oleh Din Syamsuddin saat memberikan sambutannya dalam acara panen Perdana Petani Binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah di desa Junti Kebon, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu Jawa Barat (06/05/07).

" Saya katakan demikian karena untuk Jawa Barat saja selama ini, khususnya daerah Indramayu, Karawang, Cirebon menjadi lumbung padi bagi republic kita. Akan tetapi kenapa saat ini Indonesia tidak berswasembada pangan, malah yang dilakukan adalah impor beras, ini merupakan sesuatu yang sangat ironis" tuturnya. Apalagi Din menilai dari impor beras tersebut juga ada yang harganya sangat mahal, yang bagi sebagian masyarakat kita tidak terjangkau.

Oleh karena itu, Muhammadiyah hadir ingin memberikan perhatian dan bantuan dalam masalah ini. Bagaimana nantinya Muhammadiyah bisa membantu bangsa ini kembali untuk berswasembada pangan. "Mudah-mudahan dengan cara yang dilakukan oleh Muhammadiyah saat sekarang ini akan ada hasilnya bagi republic kita tercinta" tambahnya.

Apalagi Din juga melihat kondisi petani kita sebagian besar adalah adalah mereka yang berprofesi sebagai buruh tani, bukan petani pemilik lahan, sehingga kadangkala mereka memperoleh gaji yang sangat kecil, " perubahan ini bisa terjadi akibat terjerat utang yang dipermainkan oleh para rentenir atau tengkulak terhadap para petani kita, sementara negara hampir tidak berdaya dalam menangani masalah ini, maka terjadilah akibatnya demikian" ungkap Din. Di tengah persoalan yang demikian itulah sebenarnya Muhammadiyah ingin tampil untuk membantu para petani kita, semoga kerja yang telah dimulai oleh MPM Muhammadiyah ini menuakan hasil dikemudian hari.(Den)

1 komentar:

My blog mengatakan...

Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh... maaf pak saya mengganggu kesibukkan bapak. pada saat ini coba bapak perhatikan dan amati kondisi muhammadiyah banyak yang menyimpang dari muhammadiyah terutama di kota bengkulu dimana sekolah-sekolah bahkan universitas banyak melakukan kesalahan dalam beribadah dan berpolitik. dimana ibdah yang tidak dianjurkan rasulullah saw mereka lakukan. terus dimana universitas dijadikan sebagai alat untuk mencari kekayaan. yang saya tahunya muhammadiyah itu adalah organisasi dakwah yang memperbaharui ini malah bukan memperbharui tapi mereka melakukan hal yang melenceng dari ajaran muhammadiyah. masih banyak yang perlu dibenahi di muhammadiyah ini pak.