Senin, 16 Juli 2007

Muhammadiyah Akan Panen Padi di Banjarnegara

Cetak E-mail
YOGYAKARTA - PP Muhammadiyah akan melakukan panen raya padi sawah dan palawija seluas 100 hektar di Kabupaten Banjarnega, Jawa Tengah, pada Sabtu 10 Maret mendatang.

Keberhasilan panen raya itu, tak lepas dari binaan tim fasilitator pertanian di bawah Majelis Pemberadayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, Senin (5/3/2007) mengatakan, upaya pemberdayaan masyarakat tani sudah menjadi komitmen Muhammadiyah sejak lama. Namun, baru beberapa tahun belakangan, MPM Muhammadiyan mulai merekrut para pakar dan praktisi pertanian yang sering terjun di lapangan, untuk ikut dalam program tersebut.

Menurut Din,keberhasilan program pemberdayaan petani oleh PP Muhammdiyah dapat dilihat dari hasil panen gabah kering giling di sejumlah tempat yang menjadi binaan Muhammadiyah.

"Yang baru-baru ini kita lakukan panen raya adalah panen raya kentang di daerah Pengalengan, Jawa Barat. Ada 100 petani kentang di sana, yang sudah merasakan manfaat dari program pemberdayaan ini," ujar Din, di Gedung PP Muhammdiyah.

Sementara itu, menurut koordinator tim pemberdayaan petani MPM Muhammdiyah Syafei Latukonsina, hasil dari pemberdayaan pertanian kentang di Pengalengan, para petani dapat menekan biaya produksi hingga 30 persennya.

"Dari semula biaya tanam dan perawatan kentang pada luas lahan seperempat hektar Rp6,2 juta. Dengan pemberdayaan ini dapat menghemat hingga menjadi Rp2,75 juta saja," kata Syafei.

Tidak hanya itu, kata Syafei, hasil panen kentang petani Pengalengan, juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah menjadi binaan program pendampingan PP Muhammadiyah.

"Dari semula hasil panen kentang dengan luas seperempat hektare hanya 50 kilogram, setelah pendampingan melonjak dua kali lipat menjadi 102 kilogram per seperempat hektare," kata Syafei.

Sementara itu menurut konsultan pertanian MPM Muhammadiyah, Iqbal Tuasikal, panen raya padi sawah di Banjarnegara Sabtu nanti, sudah dicoba dengan hasil 7,5 ton per hektare lahan sawah. "Sebelumnya, petani di sana hanya mampu menghasilkan 3-5 ton per hertare. Sementara target pemerintah mencanangkan hanya 4,5 ton padi per hektar," kata Iqbal.

Keberhasilan program pendapingan PP Muhammadiyah itu, menurut Iqbal tak lepas dari penghematan pupuk kimiawi diganti menjadi pupuk organik. "Dalam pendampingan ini, petani kami anjurkan hanya memakai 200 kilogram pupuk urea per hektarnya.

Sebelumnya pemaiakan urea 400-700 kilogram per hektare. Sementara pupuk KCL kita tiadakan,dan digantik dengan pupuk organik," ujar Iqbal. (moch fauzi/SINDO/jri)

Tidak ada komentar: