Selasa, 22 Mei 2007

PRESIDEN SBY SAMPAIKAN AMANAT DALAM TANWIR ; Muhammadiyah Hadapi Persoalan Ideologis Halaman untuk diprint Beritahu teman
YOGYA (KR) - Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, dipastikan akan hadir dalam Pembukaan Sidang Tanwir I Muhammadiyah di Inna Garuda Hotel, Kamis (26/4). Sedang pidato pembukaan akan disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin. Pasca pembukaan, sidang pleno pertama akan diisi laporan dari PP dan tanggapan-tanggapan.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin kepada Kedaulatan Rakyat, Rabu (25/4) di sela mengunjungi persiapan di Inna Garuda mengemukakan, kepastian akan kehadiran Presiden SBY sudah ada. Sebagaimana kebiasaan di Muhammadiyah, katanya, Presiden SBY dalam hal ini diminta memberikan amanat dalam tanwir dengan tema 'Peneguhan dan Pencerahan Gerakan untuk Kemajuan Bangsa'.

Din mengingatkan, tanwir kali ini merupakan pertemuan tingkat nasional pertama pasca Muktamar Malang, 2005 silam. Tanwir yang keputusannya setingkat di bawah Muktamar ini menjadi ajang evaluasi terhadap pelaksanaan Muktamar ke-45 dan langkah selanjutkan yang dapat mendekatkan Persyarikatan pada pencapaian sasaran yang telah diamanatkan Muktamar.

Sedang Ketua PP Muhammadiyah yang juga panitia pengarah, Dr Haedar Nashir mengemukakan, tanwir kali ini memiliki peran strategis bagi Persyarikatan. Apalagi dalam lingkup internal, katanya, Persyarikatan menghadapi permasalahan ideologis yang cukup serius di samping persoalan managerial. "Ideologi gerakan yang selama ini menjadi landasan dan arah gerakan, akhir-akhir ini mengalami proses pengeroposan. Kalau tidak ada upaya peneguhan kembali, dikhawatirkan Muhammadiyah akan kehilangan ruh gerakannya," tambah Haedar.

Stagnasi

Di sisi lain Haedar menyebutkan, di samping itu, kondisi organisasi baik dalam pengertian statis dan dinamis juga belum berfungsi optimal. "Terdapat Cabang dan Ranting yang mengalami stagnasi. Selain juga belum maksimalnya penyelenggaraan fungsi-fungsi Persyarikatan seperti tarjih, tabligh, pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi sesuai tantangan yang dihadapi," tambahnya.

Tentu saja mengikuti perjalanan zaman, Muhammadiyah juga tidak mungkin diam dengan persoalan yang dihadapi bangsa ini. Pelbagai persoalan bangsa seperti kemiskinan, pengangguran, kemajemukan, politik global dan lainnya juga menjadi persoalan yang mau tidak mau Muhammadiyah harus ikut serta menanggapinya. "Sebagai salah satu kekuatan nasional, Muhammadiyah harus terus memainkan peranan sosial keagamaannya, sebagaimana selama ini dilakukan dalam perjalanan sejarah. Muhammadiyah tak kenal lelah berkiprah menjalankan misi dakwah dan tajdid untuk kemajuan umat, bangsa dan dunia kemanusiaan," tambah Haedar.

Karena itulah menurut Din dalam forum-forum Muhammadiyah selalu dibahas kondisi objektif kehidupan kebangsaan dengan isu-isu krusial dan aktual nasional maupun global. Muhammadiyah kata Din, tentu tidak akan membiarkan persoalan-persoalan bangsa ini tidak terselesaikan. "Muhammadiyah ingin tampil sebagai problem solver sesuai missi kehadirannya seabad silam," katanya. (Fsy)-

Tidak ada komentar: